GEREJA KATOLIK
SANTA MARIA ASSUMPTA

PAROKI
CAWAS - KLATEN

Renungan Harian Senin, 31 Okt 2022

Puncta 31.10.22
Senin Biasa XXXI
Lukas 14: 12-14

Merenungkan Foto Arnold Schwarzenegger.

PERNAH ada foto dan narasi yang mengatakan bahwa Arnold Schwarzenegger tidur di jalan karena ditolak oleh hotel yang pernah diresmikannya sewaktu menjabat sebagai gubernur. Itu adalah hoaks.

Foto itu dibuat oleh Arnold sebagai lelucon saat dia sedang syuting film berjudul 478 di Columbus, Ohio, Amerika pada tahun 2017.

Dia iseng-iseng berfoto dengan sleeping bag di bawah patung dirinya sebagai binaragawan terkenal.

Foto itu diambil orang dan kemudian diberi narasi. Namun narasi yang dibuat orang bisa kita renungkan.

Ada yang menulis seolah Arnold sendiri, “Ketika saya berada di posisi penting, mereka selalu memujiku, dan ketika saya kehilangan posisi tersebut, mereka melupakan saya dan tak menepati janjinya. Jangan percaya posisi anda atau jumlah uang yang anda miliki, atau kekuatan anda, atau kecerdasan anda, itu tidak akan bertahan.”

Yesus mengingatkan kalau kita mengundang pesta perjamuan siang atau malam, janganlah mengundang orang-orang kaya karena mereka akan membalasnya dengan mengundang engkau pula.

Jika engkau mengundang pesta, undanglah orang-orang miskin, cacat, lumpuh, dan orang-orang buta, karena mereka tidak mempunyai apa-apa untuk membalasnya kepadamu.

Hal yang lumrah sebetulnya dalam hidup sosial, sebagai wujud persaudaraa kita saling mengundang. Tidak ada yang salah jika kita saling berbagi, mengundang dan menjamu teman atau sahabat.

Yang ditekankan oleh Yesus adalah ketulusan dan keikhlasan hati kita dalam memberi kepada sesama. Jangan sampai niat berbuat baik dilandasi dengan pamrih mendapatkan sesuatu yang lebih besar.

Lalu akan terjadi seperti narasi tentang Arnold di atas. Ketika orang sedang berkuasa, tenar, kaya, populer dihormati setinggi langit.

Namun ketika sudah tidak ada apa-apanya diundang ke pesta kampung pun tidak. Di sini orang mengundang punya pamrih karena kekayaan, kekuasaan dan ketenarannya.

Yesus menekankan jika kita memberi ya memberilah dengan tulus ikhlas, jangan mengharapkan akan menerima balasannya.

Memberi hanya melulu kita ingin memberi tanpa pamrih apa pun. Jika kita bisa demikian, maka lapanglah dan nyamanlah hati kita.

Tidak dibebani dengan pikiran akan mendapat balasan apakah nanti karena saya telah memberikan sesuatu?

Kalau kita memberi dengan harapan akan menerima balasan, itu artinya kita punya maksud di balik pemberian itu.

Memberi dengan pamrih tertera di bak belakang sebuah truk, “Abang kaya abang kucinta, Abang melarat, adek yang minggat.”

Memberi kepada orang-orang kaya, cenderung ada pamrihnya. Tetapi memberi kepada orang-orang miskin, cacat, lumpuh, dan buta membuat kita tidak punya harapan untuk menerima balasannya. Marilah kita memberi dengan ikhlas hati.

Ke pasar pagi membeli buah nanas,
Di sana ada nangka, pepaya dan durian.
Matahari mengasihi kita dengan ikhlas,
Ia memberi tanpa mengharapkan balasan.

Cawas, cinta tanpa balas….
Rm. A. Joko Purwanto, Pr

0
Dilihat

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *